Orang
Jawa sangat jeli memperhatikan dan mengamati tanda-tanda alam. Kemudian mereka
membuat pembakuan-pembakuan atas kejadiaan yang terjadi secara berulang-ulang
kepada anak cucu mereka. Kejadian kejadian yang dibakukan biasanya telah
direkam oleh orang Jawa sendiri selama ribuan tahun. Primbon sendiri berisi
ramalan-ramalan yang berkaitan dengan hari, penentuan hari baik dan buruk dan
pemberian makna dari suatu kejadian. Sehingga semua itu terkenal sampai zaman
sekarang, kita sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata yang
mungkin sering diucapkan oleh nenek atau orang tua kita “Jangan menikah di
bulan suro. Nanti rumah tangganya akan hancur”. “Jangan mengadakan acara di hari itu. Itu
bukan hari baik”. Sedangkan dalam Islam sendiri sudah dijelaskan bahwa semua
hari, semua bulan adalah baik.
Alasan penulis ingin mengulas tentang Primbon dalam
pandangan Islam adalah karena, pada zaman sekarang masih banyak orang-orang
yang menjadikan primbon sebagai referensi kehidupan. Lalu bila ada unsure
negative yang dikatakan pada primbon tersebut, beberapa orang biasanya
mendamaikannya dengan mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan primbon sendiri
berisi suatu ramalan-ramalan kejadian yang direkam oleh manusia sendiri selama
ribuan tahun lalu. Dan dalam Islam sendiri mempercayai sesuatu selain Allah
termasuk musyrik.
Apa
itu Primbon?
Primbon sebenarnya dikenal diseluruh suku diNusantara
tetapi lebih menggejala di Jawa. Kata primbon berasal dari kata dasar imbu yang
berarti “memeram buah agar matang”, yang kemudian mendapat imbuhan “pari” dan
akhiran “an” sehingga terbentuk kata primbon. Secara umum, primbon diartikan
sebagai buku yang menyimpan pengetahuan tentang berbagai hal. Wojo-wasito dan
Poerwadarminta (1980:211)memberikan definisi primbon sebagai “buku yang memuat
astrologi dan mantera”. Primbon sendiri menerangkan tentang
kegaiban. Berisi ramalan-ramalan, penentuan hari baik dan buruk, kelahiran,
perkawinan(jodoh), kematian, pengobatan tradisional dan pemberian makna pada
suatu kejadian.
Pada dasarnya kitab Primbon adalah catatan tentang
berbagai kejadian yang pernah terjadi atau berdasarkan penuturan orang-orang
terdahulu dan dibukukan oleh seorang pujangga atau orang pintar sehingga bisa
dipelajari dengan mudah sampai sekarang. Beberapa Masyarakat Indonesia pun masih
ada yang menjadikan primbon menjadi referensi hidup. Contoh kitab primbon
adalah kitab Primbon Bataljemur Adam Makna dan Kitab Primbon Lukman Hakim. Para
dukun pun sering juga berpedoman pada buku-buku sejenis primbon ini.
Sejarah
Primbon
Data sejarah menyatakan bahwa Masyarakat jawa menganut
kepercayaan Animisme dan Dinamisme yang memuliakan roh alam dan roh nenek
moyang. Seperti yang kita ketahui ramalan-ramalan Jawa dalam Primbon ini sering
kita dengar dari orang-orang tua Jawa. Sudah dijelaskan diatas bahwa masyarakat
jawa menganut Animesme dan Dinamisme. Sehingga pada waktu itu dianggap wajar
apabila semua kejadian atau peristiwa yang terjadi akan dihubungkan dengan
fenomena alam. Dengan begitu nenek moyang suku Jawa akan terdorong untuk
mempelajari gejala-gejala alam dan untuk memudahkan dalam penyampaian kepada
generasi selanjutnya maka mereka menuliskannya dan kemudian dibukukan dalam
kitab Primbon.
Sistem berpikir jawa,
menurut Dawami (2002:12) suka kepada mitos. Mereka lebih percaya kepada
dongeng-dongeng sakral yang sudah diturunkan dari nenek moyang. Disamping itu,
masyarakat Jawa memang bersifat lentur dan akomodatif , sehingga dapat menerima
kebudayaan lain dengan mudah. Masyarakat Jawa juga sangat terbuka. Karena itu,
apa saja yang baik akan diterima dengan senang hati, termasuk didalamnya
pengaruh keyakinan. Namun, disisi lain masyarakat Jawa juga sangat menjaga
tradisi spiritual mereka. Maka mereka akan menjalankan kewajibannya sesuai
dengan keyakinannya tanpa meninggalkan hakikat tradisi spiritual yang
diwariskan dari nenek moyang mereka.
Tradisi yang telah ada akan mengakar dan mempengaruhi
mental pribadi masyarakat, yang pada akhirnya masyarakat akan terus menjaga dan
melestarikan tradisi tersebut. Meskipun, banyak dari mereka tidak mengerti apa
yang telah dilakukan nenek moyangnya.
Salah satu contohnya adalah, Kita sering mendengar ucapan
orang-orang tua kita “Jangan menikah di Bulan Syawal, nanti rumah tangganya
akan hancur atau cerai” Tanpa kita sadar atau mungkin sadar, kita telah
menurunkan kalimat tersebut kepada generasi ke generasi bahkan tanpa kita
mengetahui alasan ‘kenapa tidak boleh menikah di bulan syawal’. Mungkin, menurut
penulis nenek moyang Jawa pada zaman dahulu hanya menemukan banyak rumah tangga
yang rusak atau cerai tanpa menghitung rumah tangga yang berhasil yang menikah
di bulan Syawal. Kenyataannya adalah Rasulullah menikahi Aisyah di bulan
Syawal.
Siti Aisyah r.a berkata “Rasulullah SAW mengawini aku pada bulan Syawal, dan tinggal bersama ku
pada bulan Syawal, karenanya Siti Aisyah menganjurkan kaum muslim untuk
menggauli istrinya di bulan Syawal”5
Jadi, ramalan-ramalan
dalam Primbon tersebut awalnya merupakan catatan-catatan hasil pengamatan nenek
moyang Jawa tentang bagaimana kehidupan masyarakat Jawa di zaman dahulu. Mencatat
kejadian-kejadian penting pada tanggal-tanggal atau bulan-bulan tertentu dan
menjadikannya sebagai sebuah pedoman. Primbon hanya merupakan hasil buah pikir
manusia dari pengamatan tentang kejadian yang pernah terjadi yang tidak
selamanya benar.
Primbon
Peninggalan Islam?
Dakwah Islam yang dilakukan oleh Walisongo di Jawa bisa
di bilang sukses tanpa pertumpahan darah, dengan damai. Untuk menarik
masyarakat Jawa zaman dahulu untuk memeluk Islam dilakukan dengan menempuh
berbagai cara. Para Wali dengan sabar, tabah dan hati-hati mengikuti keadaan
dan mengindahkan tradisi yang sedang berlaku serta memperhatikan
sungguh-sungguh tabiat dan jiwa orang-orang yang akan diberi pengertian atau
dakwah tentang Islam.
Namun, sekarang sebaliknya yang bertebaran adalah
kisah-kisah walisongo yang berbau mistik, khurofat, bid’ah dan lain-lain. Menurut
Sumanto, sejarawan dan penulis dari Semarang, Para Wali sengaja menyisipkan
kisah-kisah semacam itu, “Melihat Islam
Jawa yang lebih banyak kleniknya merupakan strategi dakwah rezim Mataram dalam
menyebarkan Islam. Mereka membuat babad atau cerita sejarah bercampur legenda
dengan nuansa keIslaman. Sultan Agung mengetahui bahwa jika ajaran Islam yang
rasionalistis disebarkan di tanah Jawa, ajaran itu “tidak laku” dan orang Jawa
akan lari ke Hindu, ke Budha atau kembali ke agama nenek moyang mereka. Maka
rezim Mataram meramu sedemikian rupa yang mengadopsi unsur sinkretisme dan
mistisisme agar orang Jawa merasa “enjoy” memeluk islam” (Radio Singapore
Internasional-)
Maka tak heran bila sering ditemui kisah-kisah Walisongo
versi jawa yang berbau Kejawen, Abangan, Kebathinan dan lain-lain. Bukan salah
walisongo. Ditambah lagi ulah para ahli syirik, bid’ah, tukang ramal yang
membawa-bawa nama walisongo dalam ajarannya. Padahal itu semua tentu
bukan ajaran yang diturunkan oleh para Wali. Karena Walisongo adalah para ulama
yang sangat besar ketakwaannya kepada Allah swt dan mengenal baik apa yang di
haramkan dan dihalalkan oleh syariat islam.
Para wali meyakini benar bahwa sejarah yang sudah ada
turun temurun ditambah sifat masyarakat Jawa yang sangat mempertahankan tradisi
nenek moyang tidak mungkin dapat dihapus
dengan perdebatan. Diantaranya cara-cara yang ditempuh dengan budaya yang
digemari oleh penduduk. Namun, kedalam budaya tersebut para Wali memasukkan
unsur-unsur ajaran Islam yang mudah diserap.
Seperti salah satunya, Kitab Primbon telah berkembang dan
dijadikan pedoman kehidupan masyarakat Jawa sebelum Islam masuk ke tanah Jawa.
Namun, Kitab Primbon yang tersebar pada masa itu adalah kitab primbon yang
berisi tentang ramalan-ramalan, kelahiran, hari baik atau buruk dan sebagainya.
Akhirnya, Sunan Bonang membuat kitab Primbon (mengambil budaya yang sudah ada)
berbeda dengan kitab Primbon yang sudah ada di masyarakat Jawa sebelumnya(mengganti
dengan unsur Islam didalammya). Kitab Primbon Sunan Bonan tidak ada unsur
ramalan-ramalan, kelahiran, kematian, jodoh, atau bahkan hari baik atau buruk.
Primbon Sunan Bonan berisi Fiqh, Tasawwuf dan Tauhid. Terdapat juga ajakan
seruan kepada pembacanya agar menjauhkan diri dari perbuatan syirik
(Menyekutukan Allah SWT dengan yang lain). Pada penutup Primbon, Sunan Bonan
menyerukan “Hendaklah perjalanan lahir batinmu sesuai dengan jalan syari’at,
mencintai dan berteladan kepada Rasulallah saw”
Pandangan
Islam Terhadap Primbon
Primbon yang berisi tentang ramalan-ramalan, kelahiran,
perhitungan hari baik dan buruk, serta perjodohan hukumnya adalah tidak benar.
Islam tidak mengajarkan tentang berpegang pada waktu tertentu entah itu jam,
hari, bulan, atau pasaran (Pon, Wage, dll.) untuk memulai sesuatu yang baik.
Islam mengajarkan agar membaca Basmalah untuk memulai pekerjaan yang
baik kapanpun itu. Dalam sebuah hadits yang statusnya hasan lighairihi disebutkan:
“Setiap
perbuatan baik yang tidak diawali dengan bismillah adalah terputus” (HR.
Ibn Hibban)
Yang dimaksud dari bacaan diatas adalah untuk
menggantungkan semuanya kepada Allah SWT dan segala sesuatu yang terjadi hanya
karena izin-Nya. Prasangka kita terhadap Allah akan kembali pada diri kita
sendiri, begitulah yang disebutkan dalam salah satu hadits qudsi.
DiIslam sendiri kita tidak dibolehkan menghukumi ada hari
sial atau tanggal sial. Dalam kajian masalah aqidah, berkeyakinan sial karena
melihat peristiwa tertentu atau terhadap hari tertentu disebut thiyarah atau
tathayur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut perbuatan ini
sebagai kesyirikan. Sebenarnya keyakinan ini sama persis dengan keyakinan
masyarakat jahiliyah masa silam.
Lainnya yang terdapat pada Primbon yaitu pitungan. Pitungan yaitu kemampuan bisa
menghitung dan memaknai tanggal, bulan, weton dan sebaginya. Dengan ilmi ini, Ki
pitungan (tukang menghitung tanggal) akan menentukan hari baik, hari kurang
baik, dan hari yang paling bahaya. Atau biasa dikenal ini adalah Ramalan.
Karena nasib dan takdir seseorang sama sekali tidak ada hubungannya dengan
tanggal lahir, weton, tanggal nikah, bulan jodoh, dan sebagainya. Karena dalam
islam semua hari dan semua tanggal adalah baik.
Namun, sayangnya pada masa sekarang masyarakat telah
biasa dengan tradisi tersebut. Sehingga, menggeser pola pikir masyarakat bahwa
diramal atau mempercayai ramalan adalah sesuatu yang sangat biasa. Padahal
dalam Islam perbuatan itu diharamkan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW
bersabda,
“Barang siapa yang mendatangi seorang peramal, lalu menanyakan kepadanya
tentang satu ramalan maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh
malam.”(HR Muslim)
Orang yang mempercayai ramalan adalah orang yang kufur
terhadap apa yang telah di wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Ramalan tersebut
telah mendahuli sesuatu yang telah menjadi rahasia Allah SWT. Dan sesungguhnya
rahasia Allah SWT tidak akan pernah bisa diketahui oleh siapapun. Mempercayai
ramalan akan menjadikan orang tersebut kufur kepada Allah SWT. Karena ia telah
menduakan Allah SWT. Padahal, Allah-lah yang maha luas ilmunya. Barang siapa
yang mempercayai ramalan maka ia telah berbuat syirik kepada Allah SWT.
“Barang siapa yang membatalkan maksud keperluannya karena
ramalan mujur-sial maka dia telah syirik kepada Allah. Para sahabat bertanya
“Apakah penebusnya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah, “Ya Allah,
tiada kebaikan kecuali kebaikan-Mu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau
timpakan dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau.” (HR Ahmad)
Perkara dimasa datang adalah perkara yang menjadi kekhususan
Allah SWT. Tidak pantas setiap makhluk menerka-nerka apa yang akan terjadi di
masa selanjutnya melalui ramalan atau semacamnya. Cukuplah seorang muslim
meyakini bahwa segala sesuatu telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Kita hanya
berusaha dan disertai tawakal.
Artinya: Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok [1188]. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan
mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Luqman:34)
[1188] Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha.
[1188] Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha.
KH. Musthofa Bisyri(2006: 201-202) menegaskan bahwa
penggunakan buku-buku primbon dalam kaitan dengan ibadah seorang muslim adalah
tidak benar. Beliau juga menyatakan bahwa buku-buku tersebut hanyalah tuntutan
“perdukunan” belaka, karena para dukun sering merajuk pada buku-buku sejenis
itu.
Pengaruh
Primbon di Zaman Sekarang
Pada zaman
modern seperti sekarang ini bahkan masih ada beberapa orang yang percaya dengan
Primbon dan menjadikannya acuan kehidupan mereka. Kitab Primbon seakan-akan
sudah menjadi pegangan turun-temurun, tidak bisa hilang begitu saja meskipun
sudah memeluk agama maupun dilanda moderanisasi. Bahkan, contoh nyatanya bisa
kita lihat dimedia massa. Ada beberapa iklan primbon di televisi, iklan Koran,
maupun iklan-iklan yang ditempel ditempat-tempat umum. Ini menandakan bahwa
minat masyarakat terhadap primbon masih cukup tinggi. Namun, sayangnya Fenomena
yang terjadi pada masyarakat kita kali ini adalah pada saat ramalan itu berkata
sesuai dengan keinginan atau terjadi sesuai dengan apa yang kita alami, kita
merasa senang dan bangga, akan tetapi jika itu salah, tidak jarang kita malah
mencaci maki ramalan karena itu seperti bualan saja dan bila ramalan kita tidak
sesuai dengan keingan atau terjadi hal yang jelek maka kita akan berlindung ke
Allah SWT. Padahal sudah jelas sekali bahwa Allah SWT melarang umatnya percaya
terhadap ramalam-ramalan sejenis itu.
Lalu, mengapa orang-orang yang bahkan sudah memiliki
agama masih percaya terhadap ramalan? Karena ramalan atau kitab-kitab seperti
itu memberikan banyak hal yang orang-orang inginkan. Informasi dan jaminan
tentang masa depan, cara untuk terbebas dari situasi yang mereka hadapi saat
ini. Padahal bila ditinjau dari cara pembuatan kitab tersebut, itu hanyalah
hasil pengamatan manusia atas beberapa kejadian yang pernah terjadi. Dan, bila
dipikir secara logika, tidak semua orang akan tertimpa kejadian yang sama
persis dengan orang-orang lain di masa lampau. Mungkin, bila memang iya itu
hanya beberapa dan itu hanyalah suatu kebetulan bukan suatu yang memang sudah
direncanakan.
Orang-orang zaman sekarang yang masih mempercayai hal-hal
berbau ramalan, sebenarnya mereka hanya butuh orang lain untuk mendengarkan
mereka dan menunjukan beberapa kekhawatiran mereka untuk masalah yang sedang
mereka hadapi.
Jadi, Pada intinya kitab primbon yang berisi tentang
ramalan, hari baik atau buruk, kematian, dan kelahiran dipandang tidak benar
dalam Islam. Karena, perkara di masa datang adalah perkara yang menjadi
kekhususan Allah SWT. Akan tetapi memang sulit memberantas kebiasaan mistik
tersebut, sebab kecenderungan masyarakat yang suka mistik merupakan realitas
dan hasil proses sejarah yang panjang. Ini merupakan pengaruh ajaran animisme
dan dinamisme dan juga pengaruh ajaran Hindu. Kepercayaan terhadap kekuatan
ghaib di Indonesia masih cukup tinggi sebab budaya yang dibentuk adalah
sinkretisme yang mencapur-adukan masalah
kepercayaan budaya dengan agama.
Reformarsi Islam baru dimulai pada abad ke 20. Reformasi
ini menginginkan dikembalikannya syariah murni yang ternyata hanya mampu
mencakup ke daerah perkotaan. Namun, itu juga masih ada beberapa warga
perkotaan yang percaya terhadap kitab-kitab seperti ini atau bahkan dukun yang
menggunakan kitab yang sejenis. Setelah diamati secara lebih jauh sebetulnya
kepercayaan terhadap benda-benda seperti ini hanya bersifat psikologis.
Bila dipilah-pilah tidak semua isi primbon mengancu pada kesyirikan
atau ramalan. Primbon juga berisi tentang pengobatan tradisional yang
bermanfaat bagi kita dizaman sekarang. Di masa saat zaman sekarang obat modern
dengan harga yang sangat tinggi, maka obat –obatan tradisional lah yang menjadi
alternatifnya. Didalam Primbon terdapat tentang ramuan-rumuan obat-obat
tradisional untuk menyembuhkan penyakit tertentu yang pastinya berguna bagi
bidang kesehatan dan juga berisi tentang cara pengobatan tradisonal. Primbon
juga sebagai salah satu warisan nenek moyang kita yang harus kita jaga. Namun,
tidak dengan cara mempercayainya, menjadikannya sebagai pedoman hidup atau
semacamnya. Itu hanya untuk memberi kita pengetahuan tentang cara pikir nenek
moyang kita dahulu yang sangat kental dengan animisme dan dinamismenya,
memberikan kita pengetahuan tentang sejarah nenek moyang kita.
Daftar
Pustaka
Dony Khoirul Aziz, Akulturasi Islam dan Budaya, h.271
Bani Sudardi, Konsep Pengobatan Tradisional Menurut
Primbon Jawa,h.12-h.14
Muhammad
Sholikhin, Musuh Sampai
Kiamat:Garudhawaca(1 Agt 2011)
Romo
RDS Ranoewidjojo, Primbon
Masa Kini: Bukune(1 jan 1009), h.1
Abdul Al-Baraq, Bukan
Dosa Ternyata Dosa:Pustaka Grhatama, h.47-h.49
Antara
Weton, Sifat manusia, dan Ramalan Jodoh: http://sosbud.kompasiana.com/2013/06/02/antara-weton-sifat-manusia-dan-ramalan-jodoh-561670.html
Sirojuddin, dan Mohammad Bashri Asyari, Tradisi “Nyare Dhina” dalam penentuan hari
pernikahan perspektif hukum islam, h.24-25
Masya Allah, jdi tmbah yakin sekarang. Meskipun sedang menghadapi permasalahan keyakinan orangtua yg agaknya masi percaya akan hal2 yg diatur di primbon, Tpi kini jd yakin, bahwa Allah telah mengatur segala sesuatu dan kita sbg manusia wajib berusaha dan berdoa... Awesome post,inspiring a lot
BalasHapusapa kah bnar jika selasa bertemu dengan minggu akan susa hidupnya selama pernikahan ? ada kah yg sukses pernikahannya dan hidupnya sedangkan psamgan itu lahir pada hari selasa dan minggu ? saya butuh pencerahan:-)
BalasHapusMba habis buka primbon ramalan jodoh ya? Hehehehe
Hapusmakasih artikelnya bisa diterima akal sehat, semoga kita-kita bisa memilih dan memilah mana yang benar dan mana yang salah
BalasHapusPrimbon itu buatan manusia yg mengarang jg manusia.. qt sby hamba allah haram hukumnya percaya dg ramalan atau primbon bukankah allah sudah menurunkan al quran sbg pedoman buat qt umat islam.. tetap istiqomah d jln allah semoga sll dlm lindungannya dan sll khusnudzon kpd allah. 😊
BalasHapusKeluarga sy sangat kejawen. Percaya sekali dg hal-hal spt itu. Setiap sy mengutarakan pendapat bahwa sy tidak percaya hal spt itu tetap saja disalahkan. Tetap saja sy tidak bisa mengubah cara pandang mereka. Apa yg harus sy lakukan? Jika hidup sy sendiri harus diatur dg primbon? Mohon penverahannya
BalasHapusCara pemikiran yg sama dgn orang tua ku.
HapusAlhamdulillah tenang lega bacanya. Pasrah kpd Allah berprasangka baik kpd Allah swt
BalasHapusJangan sampai gara-gara primbon membatalkan niat baik, jika yg dialami bertentang, cukup hadapi dengn tawakal
BalasHapussaya juga terganjal karena primbon,, nama saya dan pasangan tdk cocok katantya..:( apa yg harus sya lakukan ya
BalasHapusmaaf, setau ane dilihat hari lahirnya dulu, kalo nama ngga terlalu pengaruh.
HapusAsalamualaikum...
BalasHapusTerima kasih informasinya sobat, bergetar hati saya membaca tulisan anda. Semoga Tulisan anda bermanfaat ...amin
Alhamdulillah boleh sedarkan orang kat luar yang tak sedar2 lagi tu
BalasHapusSuka :)
BalasHapusHIS balai sartika memiliki konsep One Stop Wedding Service, dengan konsep One Stop Wedding Service ini lebih memudahkan kak winda kedepannya dalam pemilihan vendor, yang sudah mencakup seluruh kebutuhan kak ina dari mulai :
BalasHapus-Gedung
-Catering
-Dekor
-Rias busana & Make up
-Fotografi
-Entertaiment
-MC
-Upacara Adat
-Wedding car
-Wedding Organizer & Wedding Consultant
Info lebih lanjut bisa hub Zulfa 089611648377 (WA)